Alat Pemotong Kentang Dadu Slicer Pemotong Buah Sayur Serbaguna

  • News

    @perabot.modern

    Penggorengan udara tanpa Minyak Anti Lengket

    ♬ suara asli - samsulhadi

    Gempa Dalam di Laut Jawa



    Sebuah getaran kuat meletup dari dasar Laut Jawa pada kedalaman 650 km di Rabu pagi 19 Oktober 2016 Tarikh Umum (TU) pukul 07:25 WIB. Magnitudo gempa adalah 6,3 dalam catatan Pusat Gempa Nasional BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika). Sementara dalam rekaman USGS NEIC (United States Geological Survey National Earthquake Information Center), magnitudonya sedikit lebih besar yakni 6,6. Episentrumnya terletak sejuah 156 km ke utara-barat laut dari kota Indramayu (versi USGS) atau 120 km sebelah timur laut kota Subang (versi BMKG). Ditinjau dari sisi magnitudonya, gempa ini sekuat Gempa Yogya 2006 silam namun bertolak belakang karena sumbernya yang sangat dalam, bukan lagi di kerak bumi.

    Gambar 1. Episentrum Gempa Laut Jawa 2016 (tanda bintang) di dalam pita episentrum gempa-gempa dalam di Laut Jawa (lingkaran-lingkaran gelap). Sumber: USGS, 2016.



    Getaran akibat gempa ini dirasakan dalam luasan yang luar biasa. Sekujur pesisir utara pulau Jawa merasakannya, dengan intensitas getaran berkisar 2 hingga 3 MMI. Sementara kawasan pantai selatan merasakan getaran yang lebih sedikit lebih kuat. Getaran juga dirasakan di pulau Bali. Bahkan stasiun pencatat gempa di Padang pun merasakannya dengan intensitas   2 hingga 3 MMI pula. Saat dipetakan, getaran akibat Gempa Laut Jawa 2016 (demikian bisa kita namakan) melingkupi pulau-pulau Jawa, Sumatra (sebagian), Kalimantan (sebagian) dan pulau-pulau kecil di Laut Jawa. Intensitas getarannya memang tak ada yang melampau 4 MMI (modified mercalli intensity). Intesitas 4 MMI dapat disetarakan dengan getaran yang kita rasakan kala ada kita sedang berada di jembatan/jalan layang dan ada kendaraan bertonase berat melintas cepat. Memang mengagetkan, namun bukan jenis getaran yang merusak. Apalagi meruntuhkan bangunan. Ketakjuban kita terhadap gempa ini lebih karena getarannya yang dirasakan di area yang sangat luas sementara magnitudonya “hanya” 6,3. Secara akumulatif USGS menaksir getaran gempa ini (dalam intensitas 2 hingga 3 MMI) dirasakan oleh 112 juta orang atau hampir separuh penduduk Indonesia.
    Dilihat dari kedalaman sumbernya dan mekanisme pematahannya (focal mechanism), dapat dikatakan bahwa Gempa Laut Jawa 2016 ini merupakan gempa intralempeng. Sederhananya gempa yang terjadi di dalam sebuah lempeng, bukan akibat interaksi antar 2 lempeng. Lebih spesifik lagi, Gempa Laut Jawa 2016 diproduksi oleh patahnya segmen batuan dalam lempeng Australia yang sedang menukik/menyelusup ke dalam lapisan selubung (mantel) Bumi setelah bersubduksi dengan lempeng Sunda (Eurasia) yang membentuk pulau Jawa. Segmen yang terpatahkan itu mungkin seluas 20 x 10 kilometer persegi dan melenting sejauh sekitar semeter. Namun karena jauh di dalam Bumi, bahkan sudah lebih dalam ketimbang dasar kerak Bumi di pulau Jawa (yang tebalnya hanya 30 sampai 40 km), maka getaran yang terasakan di paras Bumi pun jauh lebih lemah. Tetapi sumber yang sangat dalam pula menyebabkan getarannya melingkupi area yang sangat luas, yang mustahil terjadi apabila sumber gempanya sangat dangkal.
    Gambar 2. Peta intensitas getaran Gempa Laut Jawa 2016. Nampak sekujur pulau Jawa merasakan getaran 3 hingga 4 MMI. Sumber : BMKG, 2016.



    Episentrum Gempa Laut Jawa 2016 terletak pada sebentuk pita berarah barat-barat laut menuju timur-tenggara yang dibentuk oleh episentrum gempa-gempa dalam di waktu lalu. Gempa-gempa tersebut umumnya memiliki magnitudo antara 6 hingga 7. Jadi gempa di kawasan ini bukanlah hal yang aneh, meskipun posisi Laut Jawa cukup jauh dari zona subduksi Jawa. Demikian halnya kawasan di sisi selatannya (yang lebih dekat ke garis pantai utara pulau Jawa). Salah satu gempa yang cukup menonjol adalah Gempa Laut Jawa 9 Agustus 2007 dinihari (magnitudo 7,5 hiposentrum 290 km) yang meletup di lepas pantai utara Indramayu sejauh 75 km sebelah utara kota Indramayu. Gempa kuat tersebut juga menggetarkan sekujur pulau Jawa, Sumatra (sebagian), Bali dan bahkan terasa hingga Semenanjung Malaya. Intensitas getaran di pulau Jawa setingkat lebih besar ketimbang saat Gempa Laut Jawa 2016 ini.

    Gambar 3. Penampang pulau Jawa jika dibelah secara vertikal dari utara ke selatan. Nampak Lempeng Australia dengan arah geraknya (panah kuning). Nampak posisi sumber Gempa Laut Jawa 2016 (tanda bintang) dengan bagian gelombang gempanya yang merambat melalui medium padat (panah merah) dan medium plastis/setengah cair (panah putih). Digambar tanpa skala. Sumber: Sudibyo, 2016



    Bahkan getaran tersebut sempat menyebabkan puluhan rumah di Kabupaten Cianjur rusak, fakta yang sempat membuat para ahli kebumian mengernyitkan dahi di awal mula. Sebab Kabupaten Cianjur berjarak ratusan kilometer dari episentrum gempa. Kerusakan tersebut akhirnya dapat dipahami dengan melihat sebagian besar gelombang gempa dihantarkan lewat medium padat (yakni lempeng Australia) ketimbang medium setengah cair (yakni selubung Bumi). Saat tiba di zona subduksi, yakni bidang pertemuannya dengan lempeng Sunda, getaran gempa tersebut pun dihantarkan ke daratan pulau Jawa bagian selatan.

    Sumber: https://ekliptika.wordpress.com

    Tidak ada komentar

    Post Bottom Ad

    ad728