Tanggapan PVMBG Gempa Bumi Di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Tanggal 2 Februari 2019
I. Informasi Gempa bumi
Gempa bumi terjadi pada hari Sabtu, 2 Februari 2019, pukul 16:27 WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 99,84° BT dan 3,03° LS, dengan magnitudo M 6,0 pada kedalaman 17 km, berjarak 117 km tenggara Kepulauan Mentawai. GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman melalui GEOFON program menginformasikan bahwa gempa bumi berpusat di koordinat 100,09° BT dan 2,87° LS dengan kekuatan 6,0 Mw dan kedalaman 10 km. The United States Geological Survey (USGS), Amerika, menginformasikan bahwa pusat gempa bumi terletak pada koordinat 100,7021° BT dan 2,860° LS, dengan magnitudo M 6,1 pada kedalaman 10 km.Sebelumnya pada pukul 16:03 WIB, terjadi gempa bumi di lokasi yang berdekatan, dengan kekuatan M 5,3 (BMKG). Kemudian, terdapat juga gempa bumi susulan pada pukul 16:58 dengan kekuatan M 5,2.
II. Kondisi geologi daerah terdekat pusat gempa bumi
Pusat gempa bumi berada di Samudera Indonesia di perairan barat daya Pulau Pagai Utara, Kepulauan Mentawai. Berdasarkan tatanan tektonik Pantai Barat Sumatera dipengaruhi oleh zona tunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia, sehingga memberikan kontribusi tektonik di laut maupun di daratan Pulau Sumatera. Kondisi geologi di sekitar pusat gempa bumi, pada umumnya tersusun oleh alluvium dan endapan pantai, batuan sedimen berumur Tersier serta batuan Pra-Tersier. Jenis batuan berumur muda seperti alluvium dan batuan Kuarter biasanya bersifat urai dan mengamplifikasi guncangan gempa bumi.
III. Penyebab gempa bumi
Berdasarkan posisi pusat gempa bumi dan kedalamannya, serta mekanisme fokal sumber gempa bumi yang berupa sesar naik (GFZ), kejadian gempa bumi ini berasosiasi dengan aktifitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di lokasi tersebut.
IV. Dampak gempa bumi
Berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan G. Marapi di Bukittinggi, guncangan gempa dirasakan di lokasi tersebut dengan intenaitas III MMI (Modified mercalli Intensity). BMKG melaporkan bahwa guncangan gempa bumi dirasakan di Kota Padang, Pariaman dan Painan dengan intensitas III-IV MMI, serta di Padang Panjang, Bukittinggi dan Solok dengan intensitas II-III MMI. Gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami, karena meskipun berpusat di laut namun energinya tidak cukup kuat untuk memicu tsunami. Hingga tanggapan ini dibuat, belum ada informasi kerusakan yang diakibatkan gempa bumi ini.
V. Rekomendasi
Gempa bumi terjadi pada hari Sabtu, 2 Februari 2019, pukul 16:27 WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 99,84° BT dan 3,03° LS, dengan magnitudo M 6,0 pada kedalaman 17 km, berjarak 117 km tenggara Kepulauan Mentawai. GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman melalui GEOFON program menginformasikan bahwa gempa bumi berpusat di koordinat 100,09° BT dan 2,87° LS dengan kekuatan 6,0 Mw dan kedalaman 10 km. The United States Geological Survey (USGS), Amerika, menginformasikan bahwa pusat gempa bumi terletak pada koordinat 100,7021° BT dan 2,860° LS, dengan magnitudo M 6,1 pada kedalaman 10 km.Sebelumnya pada pukul 16:03 WIB, terjadi gempa bumi di lokasi yang berdekatan, dengan kekuatan M 5,3 (BMKG). Kemudian, terdapat juga gempa bumi susulan pada pukul 16:58 dengan kekuatan M 5,2.
II. Kondisi geologi daerah terdekat pusat gempa bumi
Pusat gempa bumi berada di Samudera Indonesia di perairan barat daya Pulau Pagai Utara, Kepulauan Mentawai. Berdasarkan tatanan tektonik Pantai Barat Sumatera dipengaruhi oleh zona tunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia, sehingga memberikan kontribusi tektonik di laut maupun di daratan Pulau Sumatera. Kondisi geologi di sekitar pusat gempa bumi, pada umumnya tersusun oleh alluvium dan endapan pantai, batuan sedimen berumur Tersier serta batuan Pra-Tersier. Jenis batuan berumur muda seperti alluvium dan batuan Kuarter biasanya bersifat urai dan mengamplifikasi guncangan gempa bumi.
III. Penyebab gempa bumi
Berdasarkan posisi pusat gempa bumi dan kedalamannya, serta mekanisme fokal sumber gempa bumi yang berupa sesar naik (GFZ), kejadian gempa bumi ini berasosiasi dengan aktifitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di lokasi tersebut.
IV. Dampak gempa bumi
Berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan G. Marapi di Bukittinggi, guncangan gempa dirasakan di lokasi tersebut dengan intenaitas III MMI (Modified mercalli Intensity). BMKG melaporkan bahwa guncangan gempa bumi dirasakan di Kota Padang, Pariaman dan Painan dengan intensitas III-IV MMI, serta di Padang Panjang, Bukittinggi dan Solok dengan intensitas II-III MMI. Gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami, karena meskipun berpusat di laut namun energinya tidak cukup kuat untuk memicu tsunami. Hingga tanggapan ini dibuat, belum ada informasi kerusakan yang diakibatkan gempa bumi ini.
V. Rekomendasi
- Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
- Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang diharapkan berkekuatan lebih kecil.
Tidak ada komentar
Posting Komentar