Alat Pemotong Kentang Dadu Slicer Pemotong Buah Sayur Serbaguna

  • News

    @perabot.modern

    Penggorengan udara tanpa Minyak Anti Lengket

    ♬ suara asli - samsulhadi

    Penyebab Sriwijaya Air Jatuh, Pengamat Sebut Pilot Tak Punya Pilihan: Waktu Tersisa Hanya 2 Menit

    Kecelakaan Sriwijaya Air Sabtu 9 Januari 2021 di perairan Kepulauan Seribu

     

    Jakarta - Pengamat penerbangan Andi Isdar Yusuf mencoba mengungkap teka-teki penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

    Dari hasil analisa Andi Isdar Yusuf, terkuak betapa gentingnya situasi yang dihadapi para pilot Sriwijaya Air SJ-182 sebelum akhirnya jatuh dan hancur.

    Bagaimana tidak, Andi Isdar Yusuf menduga pilot Sriwijaya Air tak memiliki pilihan dalam waktu dua menit untuk mengendalikan pesawat.

    Ya, rupanya Andi Isdar Yusuf menduga penyebab terjadinya tragedi ini adalah copotnya elevator pesawat Sriwijaya Air setelah berada di ketinggian ribuan meter.

    Pilot pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hanya punya waktu dua menit.

    Setelah itu, sriwijaya air jatuh, terjun ke laut.



    Duka mendalam dan simpati pada keluarga korban insiden Sriwijaya Air SJ-182 kecelakaan di Kepulauan Seribu Sabtu 9 Januari 2021 sore (Kolase TribunStyle.com

    “Dugaan saya, elevator Pesawat Sriwijaya Air SJ82 copot. Ini kompartemen penting dalam pesawat.

    Kalau ini copot, pilot tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Andi Isdar Yusuf via telepon, Senin (11/1/2021) pagi.

    Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di laut Kepulauan Seribu, setelah kehilangan kontak sekitar pukul 14.30 WIB, Sabtu (9/1/2021).

    Menurut Andi Isdar Yusuf, situasi itu berlangsug sangat cepat.

    “Begitu elevator Pesawat Sriwijaya Air SJ82 copot, maka tidak ada yang bisa membantu, langsung terjun,” kata Andi Isdar Yusuf.

    Praktisi hukum yang pemerhati penerbangan sipil, Andi Isdar Yusuf, yang juga Alumnus Universitas Hasanuddin (Unhas) itu mengatakan, elevator adalah kompartemen penting dan krusial di pesawat.

    “Letaknya itu di belakang, saya horisontal di ekor pesawat,” ujar Andi Isdar Yusuf.

    Elevator berbentuk sirip horizontal yang memiliki fungsi kontrol mengarahkan badan pesawat naik atau turun dan selanjutnya mengangkat atau menurunkan ketinggian pesawat dengan mengubah sudut kontak sayap pesawat.

    “Jadi elevator itu naik-turun. Dulu digerakkan pakai kabel, sekarang sudah nirkabel, otomatis.
    Saya menduga, elevatornya itu copot karena perawatan yang tidak maksimal.

    Itu kan semacam engsel yang bergerak naik-turun, bisa saja karatan, atau apala.

    Makanya faktor perawatan sangat penting,” jelas Andi Isdar Yusuf.

    Gerakan elevator ke atas dan ke bawah.

    Bila elevator bergerak ke atas, kontak elevator dengan udara akan menekan turun bagian ekor pesawat, secara otomatis, hidung pesawat akan mengarah ke atas.

    Petugas memeriksa benda yang diduga serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak yang hilang kontak di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

     Ini akan menyebabkan sayap pesawat mengangkat ketinggian badan pesawat karena sudut kontak sayap pesawat dengan udara bertambah. Demikian pula sebaliknya.

    “Coba bayangkan, di ketinggain ribuan meter, dengan kecepatan tinggi, elevator Sriwijaya Air SJ-182 yang begitu signifikan fungsinya copot atau tidak berfungsi,” kata Andi Isdar Yusuf.

    Beda jika salah satu mesin yang rusak atau tidak berfungsi.

    Jika kondisi ini yang terjadi, kata Andi Isdar Yusuf, maka pilot masih punya waktu untuk melakukan kontak dengan pihak luar..

    “Dan pasti, jika salah satu mesin yang rusak, pilot akan kembali.

    Yang seperti ini sering kami alami dulu dan pilot pasti kembali.

    Tapi kalau elevator yang rusak, copot, tidak ada pilihan, langsung terjun bebas itu pesawat,” jelas Andi Isdar Yusuf.

    Pengamat penerbangan Andi Isdar Yusuf mengatakan, sebenarnya elevator Pesawat Sriwijaya Air SJ82 sudah berfungsi dan kondisi pesawat sudah melewati masa krusial penerbangan.

    Karena sudah mengangkasa.

    Sebab, masa krusial dan saat paling kritis dalam penerbangan adalah ketika pesawat akan naik.

    Dan ini hanya seper sekian detik.

    “Begitu pesawat sudah... tek, naik, itu berarti elevator sudah berfungsi dan masa kritis berakhir.

    Tapi mungkin ini elevatornya copot saat sudah naik ribuan meter,” kata Andi Isdar Yusuf.

    Meski demikian, Andi Isdar Yusuf menegaskan, penyebabsriwijaya air jatuh belum bisa dipastikan.

    Semua pihak harus menunggu hasil kajian KNKT, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebagai pihak berwenang.

    “Setelah itu dicari kotak hitam.

    Nah, setelah semuanya itu, barulah dilakukan pengkajian penyebab jatuhnya.

    Dan hasil kajian NKT itulah yang akan mengungkap penyebab sriwijaya air jatuh.

    Jadi kita tunggu hasil kajian KNKT tentang penyebab Swirijaya Air Jatuh,” kata Andi Isdar Yusuf.

    Merunut Penyebab Jatuhnya Pesawat Terbang Sriwijaya Air SJ 182

    Sementara itu kepada kecelakaan yang dialami Sriwijaya Air Flight SJ 182 pada sabtu kemarin.
    Kita semua tidak akan pernah mengetahui tentang penyebab terjadinya kecelakaan itu sampai dengan KNKT menyelesaikan proses investigasi yang dilakukannya.

    Biasanya KNKT akan segera mengumumkan hasil penyelidikan dalam 2 atau 3 tahap.
    Minimal Preliminary Report atau hasil awal investigasi akan diumumkan ke publik dan setelah selesai penyelidikan akan dikeluarkan Final Report yang merupakan hasil akhir dari proses investigasi kecelakaan.

    Hasil final ini akan diumumkan dan pada format tertentu akan dikirim kepada pihak pihak yang berkait.

    Tujuan utama dari dilakukannya penyelidikan penyebab kecelakaan adalah agar kecelakaan serupa tidak akan terjadi lagi dimasa datang.

    Dengan demikian maka sebenarnya kita tidak akan pernah mengetahui tentang penyebab terjadinya kecelakaan sebelum KNKT selesai bekerja.

    KNKT akan bekerja mulai dari mengumpulkan data awal sampai dengan membaca black box serta melakukan analisis mendalam dan menyeluruh dengan para investigator professional, para pilot senior, para teknisi, perwakilan pabrik, operator serta para ahli lain yang diperlukan.

    Itu yang menyebabkan bahwa hasil dari KNKT lah yang dapat dijadikan satu satu nya rujukan mengenai penyebab kecelakaan pesawat terbang.

    Hasil KNKT biasanya akan mengatakan bahwa the most probable cause adalah A, B, C yang terbukti atau ditenggarai sebagai berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan.

    Hal tersebut diikuti dengan serangkaian rekomendasi yang harus dilaksanakan instansi terkait yang tujuannya sekali lagi adalah agar tidak terulang kembali terjadinya kecelakaan dengan penyebab yang sama.

    Itulah lebih kurang tahapan dalam merunut penyebab terjadinya kecelakaan pesawat terbang.

    Sebagain penutup uraian ini dan juga sebagai wujud turut berduka yang mendalam mari kita semua turut mendoakan agar keluarga korban diberikan kekuatan dalam menghadapi musibah ini.

    Sebagian artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dan Kompas.com dengan judul Sriwijaya Air Jatuh karena Elevator Copot, Pengamat: Pilot Tak Ada Pilihan,Hanya Punya waktu 2 M, Merunut Penyebab Jatuhnya Pesawat Terbang Sriwijaya Air SJ 182


    Tidak ada komentar

    Post Bottom Ad

    ad728